Pengalaman
Pribadi
Hallo readers (pembaca),
kali ini saya mau sedikit bercerita mengenai pengalaman pribadi saya.
Pertama-tama kalian belum tau kan nama saya ?.. Pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang, maka dari itu
saya perkenalkan diri saya terlebih dahulu ya.
Well nama saya Hendriyansyah. Saya lahir
di Jakarta 02 September 1994, dan itu berarti sekarang saya sudah berumur 21
tahun. Hobi saya bermain sepakbola dan saya mengidolakan seorang pesepak bola
yaitu Xavi Hernandez. Saya tinggal didaerah yang cukup padat penduduk yaitu
Jakarta, lebih tepatnya didaerah Kebon Jeruk (yang dekat RCTI itu loh..) dan
msaih berdekatan dengan perbatasan wilayah Jakarta Selatan. Meskipun tinggal
didaerah yang padat penduduknya, tetapi di sini saya merasa nyaman. Masih
adanya area terbuka yang ada membuat lingkungan tempat tinggal saya menjadi
nyaman untuk ditempati. Seperti yang kita tahu, kawasan terbuka didaerah
Jakarta sudah cukup sulit untuk dijumpai. Gedung-gedung tinggi lah yang lebih
sering kita jumpai sementara pepohonan jarang kita jumpai. Oke back to topic, saya akan mencoba
menceritakan pengalam pribadi saya. Selamat membaca.
Saya
anak ke-4 dari empat bersaudara. Saya berasal dari keluarga sederhana, dimana
ayah saya hanya seorang pegawai biasa dan ibu saya seorang ibu rumah tangga.
Namun, saya termasuk orang yang cukup beruntung. Hal ini disebabkan karena atasan
ayah saya adalah orang yang baik hati. Ia bersedia untuk membiayai pendidikan
saya dan ketiga kakak saya. Semua hal yang bersangkutan dengan pendidikan
Beliau bersidia untuk membantu.
Semasa kecil saya mempunyai cita-cita unuk menjadi
seorang pilot. Cita-cita itu saya coba raih dimulai dari saya berumur 4 tahun,
dimana saya mulai memasuki dunia pendidikan dengan saya mengikuti pembelajaran
di taman kanak-anak (TK). Saya mengikuti pendidikan di TK selama 2 tahun. Pada
masa itu saya merasa ada beberapa hal yang menyenangkan yang pernah terjadi.
Salah satunya adalah saya pernah memenangkan perlombaan pentas seni tari yang
diselenggarakan di TMII Jakarta Timur.
Saya merasa kalau masa kecil saya cukup bahagia dengan adanya prestasi
yang pernah saya raih dimasa anak-anak.
Setelah
2 tahun menempuh pendidikan di Taman kanak-kanak, saya melanjutkan jenjang
pendidikan saya ke sekolah dasar (SD). Sebenarnya ibu saya lebih memiliki niat
untuk memasukan saya ke sekolah yang menonjolkan pendidikan agama, akan tetapi
biayanya cukup mahal. Maka dari itu ibu saya mengurungkan niatnya. Akhirnya saya
masuk sebagai murid di SDN 03 Pagi Jakarta Selatan, dikarenakan jarak yang
cukup dekat. Saya menempuh pendidikan selama 6 tahun. Selama 6 tahun bersekolah
banyak hal yang terjadi, mulai dari yang sedih hingga yang menyenangkan.
Kita mulai dari hal yang sedih terlebih dahulu. Berhubung
pada masa itu saya sedang bandel-bandelnya (maklum anak cowok) saya suka
melakukan hal yang menyebalkan. Saat itu saya tidak sengaja menendang bola dan
ternyata arah tendangan saya mengenai kaca kelas dan kaca kelas menjadi pecah.
Saya langsung mendapat teguran dari pihak sekolah dan orang tua saya harus
mengganti kaca yang saya pecahkan. Setelah itu saya juga pernah memecahkan
lampu kelas, dan hal itu lagi-lagi terjadi saat saya bermain bola didalam
ruangan. Hal yang sama terjadi, orang tua saya dipanggil pihak sekolah dan
diminta mengganti lampu yang saya pecahkan. Semenjak saat itu saya merasa jera
dan tidak mau bermain bola didalam ruangan.
Sementara itu ada hal yang menggembirakan dari bermain
sepakbola yang menjadi hobi saya. Saya ditunjuk untuk mewakili sekolah dalam
sebuah tim sepakbola oleh guru olahraga. Saya mewakili sekolah dalam rangka
perlombaan yang diadakan oleh salah satu produsen makanan dunia. Saat itu
mereka sedang mencari talenta anak-anak yang berbakat. Namun sayang, tim saya
gagal dalam turnament olahraga
tersebut. Setelah kekalah itu saya lebih fokus untuk menghadapi ujian kelulusan
dan ujian nasional yang pada akhirnya saya lulus dari jenjang pendidikan
sekolah dasar.
Berlanjut
ke Sekolah Menengah Pertama (SMP), saya terdaftar sebagi seorang murid di SMPN
48 Jakarta Selatan. Pada masa SMP tidak banyak hal yang menarik yang terjadi,
sehingga kurang menarik untuk diceritakan. Namun ada beberapa hal yang masih
saya ingat. Semasa itu saya merupakan anak yang bandel. Sehubung dengan masa
remaja yang saya alami, dimana saya ingin mencoba hal-hal baru yang belum saya
ketahui. Saya suka melanggar aturan-aturan yang ada. Saat itu saya mulai
mengenal rokok, perkelahian, dan lain sebagainya. Akan tetapi semasa itu saya
merasa bahwa saya harus lebih giat
belajar untuk mewujudkan cita-cita saya semasa kecil.
Selepas
masa SMP, saya berlanjut ke masa SMA. Saya bersekolah di SMA yang cukup favorit
di Jakarta Barat, yaitu SMAN 85 Jakarta. Pada masa ini saya merasakan banyak
hal-hal menarik yang terjadi. Saat SMA
saya baru mulai merasakan suatu perasaan yang belum pernah saya rasakan. Saya
merasakan rasa tertarik terhadap lawan jenis, namun saya melakukan kesalahan
akan hal ini. Tetapi saya tidak akan membahas hal tersebut. Saya akan
menceritakan hal-hal menarik lainnya yang pernah saya alami semasa SMA. Semasa
SMA saya mengenal apa itu yang disebut persahabatan. Saat itu saya merasa
beruntung karena memiliki 3 orang sahabat yang dekat dengan saya. Mereka selalu
siap membantu jika saya berada dalam masalah, dan begitu juga sebaliknya.
Mereka adalah orang-orang yang mengajarkan saya akan arti sahabat. Bersama
mereka saya mengerti apa itu bergotong-royong, bersama mereka saya mengerti apa
artinya berbagi, dan bersama mereka pula saya merasakan hal-hal baru. Kami
berempat bukanlah murid yang pandai, tetapi kami berempat cukup dikenal oleh
guru-guru karena kami cukup rajin dalam mengerjakan tugas, dan kami berempat
adalah orang yang ramah kepada sesama.
Pernah suatu saat ketika kami berempat sedang makan siang
dikantin, kami melihat salah seorang teman kami yang lain sedang dalam
kesulitan. Teman kami yang satu ini merupakan salah satu murid yang dikenal
cukup bandel disekolah. Kami tahu bahwa beberapa hari yang lalu iya terkena
masalah karena ia ikut tauran antar sekolah. Akan tetapi kami tidak
menjauhinya, kami tetap merangkul dia dan memberika sedikit masukan dan
motivasi. Saat itu ia habis dipanggil oleh guru BP dan orang tuanya diminta
hadir ke sekolah untuk menyelesaikan masalah tersebut. Awalnya dia takut untuk
mengatakan hal tersebut kepada orang tuanya, tetapi setelah kami berikan
beberapa saran akhirnya ia mau menceritakan hal tersebut ke orang tuanya. Dan
benar saja, ke-esokan harinya kedua orang tuanya hadir kesekolah dan
menyelesaikan masalah tersebut.
Selepas hal itu, ketika kami kelas 2 SMA sekolah
mengadakan studytour ke Yogyakarta.
Kami berempat seakan tak terpisahkan dan lantas mengikuti acara tersebut.
Bahkan pernah suatu saat kami di cemooh oleh orang lain bahwa saya bersama
ketiga orang teman saya itu ”maho”. Tetapi kami terima cemoohan tersebut
sebagai gurauan saja. Saat hari keberangkatan kami berempat berada dalam satu
mobil bis yang sudah disewa pihak sekolah. Dalam perjalanan kami semua
bercandagurau bersama, mentertawakan hal-hal lucu yang sedang diceritakan
sampai-sampai kami lupa bahwa hari sudah malam. Walaupun sudah malam, kami
tetap asik mengobrol dan membuat beberapa lelucon khas anak SMA. Kami baru bisa
tidur sekitar pukul 2 pagi, padahal keesokan paginya kami ada acara mengunjungi
pabrik gula didaerah Jogja.
Pagi harinya kami bangun dengan muka lelah karena kurang
tidur. Bis yang kami tumpangi berhenti di sebuah SPBU dan dengan tergesa-gesa
kami berempat mengganti pakaian di dalam toilet SPBU. Saking terburu-burunya
kami mandi hanya sebentar, karena satu kamar mandi digunakan oleh 4 orang.
Sementar di situ hanya terdapat kurang lebih 4/5 kamar mandi. Saya sendiri
mandi hanya 5 menit, bahkan saya tidak
sempat sikat gigi karena terburu-buru. Jadilah kami berempat mandi alakadarnya,
dengan muka yang lemas kami paksakan tetap mengikuti acara tersebut. Setibanya
dipabrik gula, kami disambut oleh sebuah kereta tua. Kereta tersebut dulunya
digunakan untuk mengangkut tebu sebagai bahan utama pembuatan gula, akan tetapi
sekarang kereta itu sudah diubah sebagai kereta wisata. Kami berkeliling
dipabrik gula tersebut menyaksikan bermacam-macam proses pembuatan gula. Namun
saya sendiri kurang menikmati wisata tersbut. Maklum saja karena semalam saya
kurang tidur jadi tidak bisa banyak melakukan aktivitas seperti biasanya.
Selesai dari pabrik gula, kami semua melanjutkan perjalanan kembai ke sebuah
tempat pembuata gerabah. Kami melihat cara pembuatan gerabah yang awalnya hanya
sebuat tanah liat. Kami juga berkesempatan untuk membuat kerajinan gerabah itu
dngan tangan kami sendiri. Saya sendiri mencoba hal itu, namun bisa ditebak
hasilnya. Hasil kerajinan gerabah saya salah satu yang terjelek dari ketiga
teman saya. Maklum saya tidak berbakat dalam seni kerajina tangan hahaha.
Berlanjut dari desa pengrajin gerabah, kami semua
melanjutkan perjalanan menuju hotel didaerah Maliobor. Kalian pasti tahu kan
daerah Malioboro ? iyap daerah itu merupakan salah satu daerah yang terkenal di
Jogja, bahkan turis dari mancanegara juga mengenal daerah tersebut. Daerah
Malioboro dikenal dengan harga barang-barang yang cukup terjangkau, termasuk
bagi kami kaum pelajar. Malioboro juga terkenal dengan wisata kuliner yang
murah meriah. Kalian tau gudeg Jogja kan ? di Malioboro terdapat banyak kedai
yang menjual gudeg Jogja. Namun kedai-kedai disana lebih dikenal dengan
sebutang “angkringan”. Kami semua tiba dihotel sekitar jam 7 malam. Saya
bersama ketiga sahabat saya menempati satu kamar hotel. Kamarnya cukup luas
bagi kami berempat, fasilitasnya juga memadai. Setelah menaruh barang-barang
bawaan, kami beristirahat sejenak. Selepas itu sekitar jam 9 malam, kami
berempat memutuskan untuk keluar menikmaati malam di Jogja. Kami berjalan-jalan
disekitar daerah Maliobor. Bukan jalan-jalan namanya kalau tidak belanja. Saya
membeli beberapa potong baju untuk dibawa pulang sebagai oleh oleh. Ketiga
teman saya tidak mau kalah, mereka juga membeli banyak oleh-oleh untuk dibawa
pulang. Bahkan belanjaan mereka lebih banyak dari saya. Puas berjalan-jalan,
perut kami terasa lapar dan kami pergi kesebuah angkringan untuk mengisi perut.
Setelah kenyang, kami kembai ke hotel karena hari sudah cukup larut malam.
Ke-esokan paginya, kami sudah bersiap-siap untuk pergi
kebeberapa tempat wisata, namun karena lagi-lagi saya kurang tidur saya tidak
menikmati perjalanan tersebut dan saya hanya tertidur didalam bis sepanjang
perjalanan. Kami kembali kehotel sekitar pukul 5 sore, dan didalam kamar hotel
saya hanya bisa mendengarkan cerita sahabat-sahabat saya yang mengikuti acara
tersebut. Malam harinya kami berniat untuk keluar lagi, namun karena diluar
hujan kami membatalkan rencana tersebut dan terpaksa hanya bisa menonton tv
dikamar sepanjang malam hingga tertidur. Namun sebelum tidur kami sempat
membereskan pakain kami, karena besok kami sudah harus kembali melanjutkan
perjalanan ke Jakarta. Pagi harinya kami sudah siap untuk kembali pulang ke
Jakarta, kami memasukan barang-barang kedalam bis dan bergegas naik ke dalam
bis. Namun sebelum ke Jakarta kami semua pergi ke daerah pantai parangtritis,
pantai yang terkenal akan pasirnya yang berwarna hitam dan dikenal dengan
legenda Nyi Roro Kidul. Setelah dari pantai kami melanjutkan perjalanan ke
salahsatu situs wisata warisan dunia yang telah diresmikan oleh UNESCO. Yap
tepat sekali, tempat itu adalah candi Borobudur. Namun hal itu sangat
disayangkan kerena candi sedang mengalami masa pemugaran sehabis tertutup oleh
abu vulkanik gunung merapai yang beberapa bulan sebelumnya mengalami erupsi.
Akan tetapi kami tetap mengabadikannya kedalam bentuk foto-foto yang samapi
sekarang masih saya simpan. Sedikit
perasaan kecewa, kami semua melanjutkan perjalanan pulang ke Jakarta. Kami tiba
di Jakarta pukul 10 pagi, dan kami berempat langsung bergegas pulang kerumah
masing-masing. Satu tahun setelah perjalanan tersebut kami berempat semakin
kompak, dan kami sepakat untuk bersama-sama fokus untuk ujian nasional karena
kami sudah memasuki masa-masa akhir sekolah.
Setelah ujian nasional dan SNMPTN sudah berakhir kamis
berempat haru berpisah karena kami melanjutkan pendidikan di universitas yang
berbeda-beda. Dan saya sendiri melanjutkan jenjang pendidikan saya ke
Universitas Gunadarma, hingga sekarang. Sekarang saya adalah mahasiswa semester
6 yang berarti tinggal 1 tahun lagi saya akan lulus (Aamiin). Semasa kuliah
saya mengalami satu kejadian yang tidak akan saya lupakan. Kejadian itu berawal
saat liburan semester ganjil. Saat liburan salah satu sahabat saya semasa SMA
mengajak saya untuk menikmati indahnya alam Indonesia. Ia mengajak saya untuk
menjadi seorang backpacker dan pergi
ke Bali. Kalian pasti tau Bali kan ? Bali merupakan salah satu surga wisata
alam Indonesia. Tidak hanya berdua, saya juga mengajak salah satu teman kuiah
saya untuk ikut dengan kami. Jadilah kami bertiga pergi berpetualang mencari
surga Indonesia. Kami sudah memesan tiket kereta pergi pulang
Jakarta-Yogyakarta dan Yogyakarta-Banyuwangi. Saat itu kami berangkat jam 12
waktu Indonesia barat dari stasiun senen dan saya masih ingat bahwa kami
berangkat tanggal 30 Agustus 2014. Hari pertama perjalanan, kami menuju
Yogyakarta. Untuk sampai disana kami membutuhkan waktu 10 jam. Selama perjalanan diatas kereta, kami
membuat video dokumenter yang nantinya akan kami simpan sebagai kenang-kenangan.
Singkat cerita kami tiba diJogja sekitar pukul 10 malam. Sehubung dengan tema
kami yaitu “Backpacker” maka kami
harus menggunakan dana yang ada seirit mungkin maka dari itu kami memutuskan
untuk tidur dihalaman stasiun lempuyangan.
Ke-esokan paginya sekitar pukul 10 pagi kami melanjutkan
perjalanan menuju Banyuwangi. Selama perjalanan kami bertemu dengan satu
pasangan muda-mudi yang tujuannya sama dengan kami yaitu pergi ke Bali. Kami
mencoba untuk berbaur dengan penumpang lainnya yang berada dalam kereta.
Membutuhkan waktu hampir 12 jam untuk tiba di Banyuwangi. Perjalanan yang cukup
panjang dan melelahkan bagi saya dan kedua orang teman saya. Singkat cerita,
kami tiba di Banyuwangi pukul 11 malam dan langsung menuju ke pelabuhan untuk
menyebrang menggunakan kapal ferry ke pelabuhan gilimanuk. Berhubung jarak dari
stasiun ke pelabuhan cukup dekat, kami hanya berjalan kaki ke pelabuhan. Setiba
di pelabuhan kami membeli tiket dan langsung bergegas menaiki kapal. Tidak
membutuhkan waktu yang lama, hanya sekitar 15 menit kami sudah tiba di
Gilimanuk. Dari Gilimanuk kami melanjutkan perjalanan ke daerah Kuta, dan tanpa
di duga ternyata kami kembali bertemu dengan sepasang muda-mudi yang kami temui
di kereta. Akhirnya kami memutuskan untuk pergi bersama ke Kuta, maka dengan
ini bertambah dua orang di kelompok kami.
Singkat cerita, sekitar pukul 3 pagi kami sampai di
daerah Kuta dan langsung bergegas mencari hotel untuk beristirahat. Mencari
kamar hotel ternyata tidak semudah kita mencari kacang. Hotel-hotel daerah kuta
rata-rata sudah terisi, namun kami menemukan satu hotel yang masih memiliki dua
buah kamar kosong. Harga sewa per kamar juga cukup terjangkau. Jadilah kami
menginap dihotel tersebut. Esok paginya kami berencana untuk pergi ke daerah
wisata Garuda Wisma Kencana atau yang lebih dikenal dengan sebutan GWK, tiket
masuk ke tempat wisata sekitar 50ribu / orang. Disana kami mengabadikan moment
kedalam bentuk video dan foto. Oiya, sebelumnya kami harus menyewa sepeda motor
terlebih dahulu. Sewa sepeda motor juga cukup murah. Selepas dari GWK kami
melanjutkan perjalanan kembali ke hotel, namun terlebih dahulu kami pergi ke
pantai kuta hanya sekedar untuk berjalan-jalan.
Tanggal 2 September 2014, merupakan hari yang special
buat saya. Namun pada hari itu juga saya mendapatkan hal yang tidak mengenakan.
Hal yang membuat tanggal itu spesial karena itu merupakan tanggal ulang tahun
saya, dan saya merasa senang dapat merayakannya di salah satu surga wisata
Indonesia. Akan tetapi kegembiraan itu hilang ketika hari itu dalam perjalanan
saya ingin pergi ke pantai Uluwatu, saya terkena musibah. Saya mengalami
kecelakaan sepeda motor. Pelipis kiri saya berdarah, dan terdapat beberapa luka
memar di kaki saya. Beruntung karena orang daerah sekitar menolong saya dan ketiga
teman saya juga turut membantu. Sontak hari itu saya merasa bahwa kejadian itu
tidak akan pernah saya lupakan seumur hidup saya. Semua planning liburan kami terganggu dengan adanya kejadian tersebut.
Wisata yang awalnya menggembirakan menjadi tidak menggembirakan lagi. Hanya
tiga hari kami disana, namun hanya 1 hari yang benar-benar kami merasakan
kegembiraan.
Tanggal 4 September, kami bergegas kembali pulang ke
Jakarta. Kondisi saya sudah mulai membaik, walaupun kaki saya masih memar dan
sedikit bengkak. Tetapi berhubung dengan menipisnya keuangan kami, mau tidak
mau memamang kami harus pulang. Setiba dirumah saya menceritakan musibah yang
saya alami kepada keuda orang tua saya, dan mereka memberikan nasihat-nasihat
kepada saya.
Begitulah beberapa pengalaman
pribadi saya yang pernah saya alami. Setelah semua hal yang saya alami, saya
memiliki pandangan hidup bahwa “hidup itu tidak selalu sesuai dengan apa yang
kita inginkan”. Semua hal sudah ada yang mengatur, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Jadi kita hanya tinggal menjalai hidup kita sesuai dengan alur yang telah
ditentukan. Percaya saja bahwa apa yang sudah ditakdirkan pasti itulah yang
terbaik untuk hidup kita. Maka dari itu “Life
in never flat, so do what you love and love what you do”.